Sektor Tenaga Kerja AS Yang Masih Solid Akan Menahan Fed Untuk Tidak Memangkas Suku Bunga Acuannya

Published on 01/13/2025

Dolar menguat terhadap semua mata uang hingga level tertinggi dalam beberapa waktu yang lalu seiring dengan data di sektor tenaga kerja yang jauh melampaui perkiraan Jumat lalu. Dolar menguat terhadap Euro ke level tertinggi sejak November tahun 2022 yang lalu, terhadap GBP ke level tertinggi sejak November tahun 2023 dan terhadap Yen tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Sekaligus menandakan kenaikan dalam 6 pekan terakhir yang merupakan kenaikan terpanjang kedua setelah kenaikan selama 11 pekan terkahir di tahun 2023 yang lalu. Laporan Non-Farm Payroll menunjukkan terisinya lapangan kerja bertambah sebanyak 256K yang jauh lebih baik dari perkiraan 164K meskipun data periode sebelumnya direvisi menurun dari 227K menjadi hanya 212K. Data tingkat pengangguran juga sedikit membaik menjadi 4.1% lebih rendah dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 4.2%. Dan upah rata-rata turun dari 0.4% menjadi 0.3% sesuai perkiraan. Sedangkan data lain berupa survei dari University of Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi kembali meningkat dari 2.8% menjadi 3.3% yang merupakan level tertinggi sejak bulan Mei tahun lalu sekaligus lebih tinggi dari range 2.3% hingga 3.0% yang terjadi 2 tahun sebelum terjadinya covid. Dan sentimen konsumen turun 73.2 dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 74.0. Dengan angka-angka ini semakin jelas bahwa Fed akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya lebih lama dari yang diperkirakan. Dengan hanya akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 1 kali saja di tahun ini. Bahkan sebagian analis pasar menilai Fed mungkin saja tidak akan menurunkan suku bunga acuannya sama sekali di tahun ini jika agenda Trump bergerak cepat diberlakukan tepat setelah pelantikannya nanti pada 20 Januari mendatang. Kebijakan pengurangan pajak, kenaikan tarif impor dari deportasi imigran gelap sangat berpotensi kembali meningkatkan angka inflasi. Pekan ini ada data inflasi CPI yang menjadi indikator inflasi utama, sebelumnya ada data inflasi dari sisi produsen dan data berikutnya adalah data Retail Sales yang menjadi indikasi daya beli di AS serta pidato dari sejumlah pejabat.

Yen sempat melemah terhadap dolar hingga ke level terendah dalam 6 bulan terakhir meski menjelang penutupan Jumat lalu ditutup kembali ke level sebelumnya. Setelah rilis data upah pekan lalu yang naik hingga level tertinggi dalam lebih dari 3 dekade membuka jalan bagi BOJ untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya. Sementara agenda ekonomi AS terhadap Jepang juga berpotensi meningkatkan inflasi sehingga Goldman Sachs juga memperkirakan Bank Sentral Jepang (BOJ) akan segera menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan ini juga. BOJ dijadwalkan akan mengadakan pertemuan moneter pada 24 Januari mendatang. Sementara pelaku pasar juga mencermati untuk tidak membuat mata uang yen mendekati level psikologis 160 per 1 USD karena dikhawatirkan pemerintah Jepang diperkirakan akan melakukan intervensi pada level tersebut.

Euro melemah terhadap dolar hingga level terendah dalam 2 tahun terakhir atau sejak November tahun 2022 yang lalu. Perbincangan di antara pelaku pasar memungkinkan mata uang Euro mencapai parity terhadap dolar di tahun ini semakin meningkat. Parity merupakan nilai tukar 1 banding 1 yaitu 1 Euro akan sama dengan 1 dolar. Yang mendukung argumen tersebut adalah masih akan dipangkasnya suku bunga acuan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan juga ancaman dari agenda ekonomi dari AS yang akan berdampak negatif terhadap perekonomian di kawasan ini. Selain itu ketergantungan terhadap sumber energi dari negara lain membuat daya saing dan daya beli semakin menurun. Data penting yang akan dirilis pekan ini adalah nota pertemuan moneter ECB bulan lalu dan juga data inflasi CPI yang akan dirilis pada hari Jumat di penghujung pekan ini.

Poundsterling juga turun tajam terhadap dolar hingga level terendah sejak November tahun 2023 yang lalu. Selain karena penguatan mata uang dolar, rencana anggaran pemerintah Inggris juga menjadi kekhawatiran investor karena akan semakin terbebani hutang. Sehingga memangkas anggaran dengan mengurangi pembangunan dan kemungkinan terbesarnya adalah menaikkan pajak yang akan menjadi sentimen negatif bagi investor asing. Sementara ekspor ke AS diperkirakan akan berkurang seiring dengan kenaikan tarif dari AS. Sehingga sepertinya BOE harus menurunkan suku bunga acuannya. Data penting yang akan dirilis pekan ini adalah data inflasi CPI, data pertumbuhan ekonomi GDP dan data Retail Sales.

Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://t.me/AGROdanaOFFICIAL
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial