Hari Ini Terakhir Perdagangan Menjelang Long Weekend Sekaligus Pelantikan Trump Senin Pekan Depan

Published on 01/17/2025

Dolar terus melemah terhadap mata uang lainnya seiring dengan sejumlah data fundamental ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi membuat langkah moneter Fed berikutnya masih belum dapat dipastikan. Setelah data core inflasi yang menunjukkan tekanan inflasi terus semakin menurun yang tidak sesuai dengan perkiraan kembali naik dan juga masih adanya potensi kenaikan inflasi akibat dari agenda ekonomi pemerintahan AS yang baru pekan depan. Laporan dari sektor tenaga kerja berupa klaim pengangguran juga kembali meningkat dari 203K menjadi 217K yang melampaui perkiraan hanya naik 210K menunjukkan ada indikasi sektor ini mulai melambat. Cukup kontras bertolak belakang dengan data di sektor tenaga pekan lalu di luar perkiraan laporan Non-Farm Payroll yang melampaui perkiraan. Sementara data Retail Sales yang juga dirilis semalam menunjukkan penurunan cukup tajam menjadi 0.4% yang lebih rendah dari perkiraan 0.6%. Meskipun data periode sebelumnya direvisi membaik dari 0.7% menjadi 0.8%. Dengan Core Retail Sales yang tidak menyertakan sektor otomotif meski naik dari 0.2% menjadi 0.4%, namun masih di bawah perkiraan naik hingga 0.5%. Selain data inflasi dan sektor tenaga kerja, data di sektor ritel juga menjadi perhatian Fed untuk mengetahui daya beli masyarakat AS terkini. Sedangkan data indeks manufaktur di negara bagian Philadephia mengalami kenaikan tajam dari -16.4 menjadi +44.3 yang juga melampaui perkiraan hanya naik -5.2. Data ini juga kontras yang bertolak belakang dengan data yang sama di negara bagian New York yang dirilis sehari sebelumnya. Gubernur Fed - Christopher Waller masih optimis Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali atau 4 kali jika fundamental ekonomi terus melemah. Semalam pasar juga mencermati dengar pendapat calon Menteri Keuangan AS – Scott Bessent yang dipilih oleh Donald Trump mendatang. Dalam dengar pendapat dengan Komite Finansial Senat AS, Bessent menyampaikan pengurangan pajak yang berlaku pada masa jabatan Trump sebelumnya masih akan menjadi prioritas utamanya, Fed juga masih akan tetap independent dan AS akan memberlakukan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia terkait dengan supply minyak mentahnya. Bessent menambahkan akan lebih memprioritaskan investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibandingkan menghamburkan anggaran yang akan meningkatkan inflasi. Bessent sebelumnya dinilai lebih pro kepada pelaku bisnis dan pasar sehingga diharapkan kebijakan yang akan diambilnya akan selaras dengan ekspektasi pasar. Meskipun masih agak meragukan perihal kenaikan tarif impor nanti juga akan berpotensi membuat inflasi kembali naik. Investor berharap lebih sedikit regulasi pada pemerintahan presiden Trump untuk kali kedua nanti. Trump akan dilantik secara resmi pekan depan tepatnya di hari Selasa tanggal 20 Januari 2025 bertepatan dengan Martin Luther King, Jr. Day. Hari ini akan dirilis data di sektor perumahan dan data Industrial Production serta Capacity Utilization.

Yen semakin menguat terhadap dolar hingga level terendah sejak 19 Desember lalu. Komentar Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) - Kazuo Ueda hari Rabu lalu membuka peluang kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan moneter di bulan ini dengan peluang mencapai 70%. Ueda mengatakan BOJ akan menaikkan suku bunga acuan dan menyesuaikan dukungan moneter jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi terus berlanjut naik. Sebelumnya Wakil Gubernur BOJ - Ryozo Himino juga mengatakan peluang kenaikan suku bungan acuan terbuka lebar pada pertemuan moneter BOJ pada 24 Januari yang akan datang. Keduanya merujuk pada data di sektor tenaga kerja berupa upah juga sudah dirilis Senin lalu yang naik hingga level tertinggi dalam lebih dari 3 dekade terakhir berpotensi mendorong naik inflasi. Sementara BOJ belum mempertimbangkan potensi kenaikan tarif impor AS yang akan diimplentasikan segera setelah Trump dilantik pekan depan.

Euro bergerak menguat dengan penyebab utamanya adalah pelemahan mata uang dolar. Data ekonomi berupa inflasi di Jerman mengalami kenaikan menjadi 0.5% yang lebih tinggi dari perkiraan stabil sama seperti periode sebelumnya 0.4%. Dan surplus neraca perdagangan meningkat hampir 2 kali lipat dari periode sebelumnya yaitu 12.9B lebih tinggi dari perkiraan 11.8B dan data periode sebelumnya direvisi membaik dari 6.1B menjadi 7.0B. Nota pertemuan moneter di bulan Desember tahun lalu menunjukkan pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) berdebat untuk menentukan pemangkasan yang dilakukan sebanyak 25 bps atau 50 bps. Walau akhirnya memutuskan hanya memangkas sebanyak 25 bps. Hal ini mengindikasikan ECB masih mempunyai ruang yang cukup lebar untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan. Hari ini akan dirilis data inflasi CPI untuk Uni Eropa untuk keseluruhan yang akan semakin memperjelas langkah ECB berikutnya.

Poundsterling terangkat seiring dengan melemahnya mata uang dolar meskipun fundamental juga tidak terlalu membaik. Data pertumbuhan ekonomi GDP yang naik dari -0.1% menjadi +0.1% yang lebih rendah dari perkiraan naik hingga +0.2%. Data-data lain juga masih cenderung menurun lebih rendah dari perkiraan. Dengan kondisi ekonomi yang mulai menurun ini kembali membuka peluang Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menunda lagi kenaikan suku bunga acuan. Walaupun inflasi mengalami penurunan yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya justru mempersempit peluang perlunya Bank Sentral Inggris (BOE) untuk menaikkan suku bunganya. Hari ini akan dirilis data Retail Sales.

Cek info lain di:
https://agrodana-futures.com/
https://t.me/AGROdanaOFFICIAL
https://instagram.com/agrodanafuturesofficial
https://www.youtube.com/c/agrodanafuturesofficial