10 - 14 Maret 2025
Rencana OPEC+ Bikin Minyak Tak Berkutik, Gelombang Tekanan Belum Selesai!
Harga minyak mentah terus berada di bawah tekanan, meskipun rebound di hari Jumat di tengah fundamental bearish yang masih mendominasi sentimen. Kombinasi kenaikan pasokan OPEC+, meningkatnya perang dagang, juga indikator permintaan yang masih lemah berhasil menahan kenaikan minyak. Di sisi lain rebound teknikal hanya bersifat sementara karena tren turun masih tetap kuat.
OPEC+ kejutkan pasar dengan keputusannya untuk menaikkan kuota produksi untuk pertama kalinya sejak 2022. Produsen berencana menambah 138K barel per hari ke dalam pasokan April. Meskipun kenaikannya kecil, para pedagang mewaspadai jika hal ini menjadi langkah pertama untuk mengurangi pemangkasan produksi yang lebih besar dari OPEC+.
Para Analis memperingatkan bahwa OPEC+ kemungkinan besar akan melonggarkan pasokan lebih lanjut jika kondisi permintaan memburuk sehingga berpotensi mengintensifkan kelebihan pasokan.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan jika OPEC+ akan mempertahankan pembatasan produksinya sehingga keputusan di pertemuan terakhir yang merubah strategi OPEC+ menjadi katalis bearish utama.
Beberapa lainnya percaya ada motivasi politik yang berperan. Presiden Trump mendukung harga minyak yang lebih rendah.
Kebijakan Tarif Ganggu Pertumbuhan Permintaan Minyak
Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak terguncang oleh tarif Trump yang diberlakukan terhadap Kanada dan Meksiko sebesar 25%, juga 20% atas China. Awalnya Trump mengancam di akhir Januari dan harga minyak saat itu naik karena ada kekhawatiran bahwa tarif nantinya akan membatasi pasokan. Tapi hal itu bergeser dengan kekhawatiran dampak yang ditimbulkan dari tarif dan tindakan balasan yang bisa pengaruhi ekonomi global.
Tarif diperkirakan akan sedikit mempercepat inflasi AS dan membuat pertumbuhan ekonomi melambat dalam waktu dekat. Kanada dan Meksiko kemungkinan yang paling besar terkena dampaknya sehingga berpotensi mendorong dua pasar minyak yang cukup besar tersebut ke dalam resesi.
Trump memang fokus ingin harga minyak dan gas lebih rendah dalam kampanye tahun lalu. Dia berjanji Amerika akan “mengebor, terus mengebor” untuk menekan biaya transportasi dan akhirnya meredam inflasi. Harga minyak terus turun di bawah Trump, tercatat WTI turun sekitar 15% sejak Trump dilantik.
Kenaikan harga minyak sebelumnya memicu inflasi, baik dengan kenaikan biaya bensin bagi pengemudi, maupun meningkatnya biaya produksi dan transportasi bagi bisnis.
Trump menyadari dengan menurunkan harga minyak, maka inflasi nantinya mereda dan diikuti dengan penurunan suku bunga.
AGENDA DATA EKONOMI
Jepang Rilis Laporan Pertumbuhan Q4-2024
Pertumbuhan pendapatan tenaga kerja Jepang kemungkinan diperkirakan akan melambat, terutama karena pembayaran bonus yang lebih kecil. Lonjakan inflasi bulan Januari kemungkinan mendorong pendapatan riil ke arah negatif.
Data GDP Jepang untuk Q4 kemungkinan direvisi turun dari 0.7% menjadi 0.5% karena belanja modal lebih lemah dari yang diharapkan. Saat ini pasar masih fokus dengan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari BOJ yang masih dalam pembahasan.
JPY GDP
11 Mar 2025
Jam 06:50 WIB
China 2 Sessions Meeting - END
11 Mar 2025
All Time
CNY CPI
9 Mar 2025
Jam 08:30 WIB
US CPI
12 Mar 2025
Jam 19:30 WIB
US PPI
13 Mar 2025
Jam 19:30 WIB
Hari Terakhir Pertemuan Parlemen China Ditunggu!
China belum selesai dengan pertemuan parlemen tahunannya yang dimulai sejak minggu lalu, 4 Maret 2025. Pertemuan akan berakhir di hari Selasa, 11 Maret. Pasar akan mengharapkan update terbaru tentang stimulus dan reformasi.
Sebelum itu, inflasi Februari akan dirilis di hari Minggu. Dampak Tahun Baru Imlek sepertinya bisa mendorong inflasi konsumen menjadi -0.3% y/y, sedangkan inflasi produsen juga diperkirakan tetap negatif..
Pasar akan menantikan hasil dari pertemuan parlemen tahunan China tersebut untuk mencermati langkah-langkah yang akan dilakukan China untuk mendukung ekonomi di tengah ancaman tarif Trump yang sudah berjalan.
“Wait & See” Mode berlanjut, Investor Fokus Inflasi AS!
Inflasi AS kembali menjadi fokus utama. Tapi data kali ini kemungkinan akan kembali dibayangi perkembangan tarif yang sedang berlangsung dan diperkirakan akan terus berlanjut. CPI diperkirakan akan tetap tinggi minggu depan, dengan estimasi kenaikan 0.3% m/m.
Survei bisnis menunjukkan beberapa Perusahaan terpaksa menaikkan harga menjelang diberlakukannya tarif. Inflasi lebih tinggi didapat dari biaya makanan dan energi, sedangkan harga bensin baru-baru ini turun. Tapi pasar saat ini khawatir dengan melambatnya pertumbuhan, pemangkasan belanja pemerintah, dan juga risiko penurunan daya beli karena tarif menyebabkan harga lebih tinggi.
Lagi-lagi $3000 tertunda! CPI, Tarif AS & China Jadi Tantangan Berikutnya!
Non Farm Payroll gagal membuat gebrakan sekaligus mendorong emas bergerak lebih tinggi. Tapi setidaknya harga pun tetap bertahan di atas 2900, begitu juga dengan respon pasar terhadap pidato Powell di pertengahan malam. Powell tidak memberi pernyataan fresh, cenderung mengulang bahwa Fed tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan suku bunga karena ketidakpastian seputar kebijakan pemerintahan Trump dan dampak terhadap ekonomi.
Weekly candle ditutup bullish, menandakan peluang untuk kenaikan yang kembali terbuka. Namun kenaikan tersebut juga mesti melewati resistance 2956 untuk melanjutkan kenaikan. Minggu sebelumnya ditutup pola bearish engulfing yang menandakan potensi koreksi turun. Tapi hasil akhir minggu lalu berhasil rebound. Tapi pola tersebut belum gagal total sehingga diperlukan tembus 2956 atau minimal ditutup mendekati level tersebut untuk meminimalisir ataupun membatalkan pola engulfing yang ada. Di sisi lain, low minggu lalu 2858 akan menjadi target dari penurunan jika data CPI minggu depan gagal memberi dorongan yang dibutuhkan. Kekhawatiran tarif dan hasil pertemuan China akan menjadi penentu lainnya bagi emas.
Daily Trend : Bearish
Weekly Trend : Bullish
(R) : 2930, 2954, 2982
(S) : 2885, 2858, 2836
Daily Trend : Limited Bullish
Weekly Trend : Bearish
(R) : 68.50, 70.66, 73.65
(S) : 66.59, 63.00, 60.00
Tekanan Berpotensi Lanjut di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump!
Kecemasan terhadap melambatnya pertumbuhan sebagai dampak kebijakan tarif Trump membuat harga minyak tertekan karena berdampak pada lemahnya permintaan. Di sisi lain, OPEC+ juga sudah memutuskan untuk mulai mendorong produksi secara bertahap di bulan April. Hal ini semakin memberi efek tekanan di sisi fundamental sehingga kenaikan apapun kemungkinan relatif terbatas.
Weekly candle ditutup bearish dan menunjukkan dominasi bearish yang kembali berlanjut. Minggu depan seharusnya secara teori akan menunjukkan penurunan lebih lanjut. Tapi area 63-65 adalah support historikal yang tidak mudah ditembus. Dan level 65 sudah muncul minggu lalu kemudian mendorong rebound ke level 67 saat penutupan. Meski demikian kenaikan pun diperkirakan masih terbatas mengingat kuatnya sentimen bearish saat ini. Hanya kenaikan di atas zona 73 yang akan memberi efek rebound lebih kuat. Sedangkan kenaikan ke zona 68-70 akan tetap memberi indikasi bahwa kenaikan tersebut hanya jeda sementara sebelum potensi penurunan besar berikutnya.
EURUSD | GBPUSD | USDJPY | INDEKS USD
Weekly Forex Outlook
Memasuki minggu kedua, inflasi China dan AS disertai GDP Jepang dan Inggris menjadi agenda utama data ekonomi. NFP kurang mampu memberi dolar pembalikan signifikan. EUR dan GBP berhasil menguat memanfaatkan situasi. Sedangkan JPY berhasil mempertahankan kondisi penguatannya terhadap USD sehingga beberapa peluang minggu depan seharusnya akan lebih mudah. Tapi dolar mungkin akan kembali menjadi penyebab utama.
EURUSD
The Rebound
Euro berhasil lepas dari tekanan minggu lalu sehingga membatalkan pola evening star minggu sebelumnya. Candle weekly berhasil ditutup dengan bullish yang panjang, menandakan potensi kenaikan lebih lanjut. Tapi secara teknis mungkin terlihat sebagai dampak melemahnya USD secara luas.
Resistance : 1.09360, 1.11008, 1.12130
Support : 1.06400, 1.04020, 1.02200
Outlook : Bullsh
GBPUSD
MA 200 Weekly Ditembus!
Hal yang sama terjadi pada Pound sebagai dampak pelemahan USD. Weekly berhasil ditutup di atas MA 200 sehingga peluang kenaikan cukup terbuka untuk minggu depan. Sementara bullish akan tetap dominan selama MA 200 Weekly 1.27400 tidak ditembus. Minimnya data ekonomi Inggris membuat nasib berikutnya tetap bergantung pada USD.
Resistance : 1.30400, 1.31411, 1.34330
Support : 1.27400, 1.24800, 1.23050
Outlook : Bullish
USDJPY
Downtrend Continues!
Candle weekly berhasil ditutup bearish dengan long body candle memberi isyarat bahwa penurunan masih bisa berlanjut. Posisi ini akan lebih konfirm jika harga tetap bertahan di bawah 150, dan tekanan berlanjut di bawah 147. Ekspektasi kenaikan suku bunga BOJ semakin kuat sehingga peluang penurunan tetap dominan.
Resistance : 150.750, 152.400, 153.395
Support : 146.600, 144.840, 142.000
Outlook : Limited Bullish
INDEKS USD
Rebound Terbatas, Tekanan Mendominasi
Candle weekly ditutup bearish dan membuka peluang penurunan lebih lanjut. Terlebih posisi weekly terkonfirmasi head & shoulders sehingga peluang penurunan kemungkinan besar bisa berlanjut. Namun daily memberi indikasi adanya rebound meskipun kenaikan diperkirakan relatif terbatas. Data CPI dan PPI AS akan menjadi penentu penggerak sentimen berikutnya pasca NFP kemarin kurang menggairahkan.
Outlook : Bearish
NIKEI | HANGSENG | NASDAQ | DOWJONES
Weekly CFD Indices Outlook
Inflasi China dan AS adalah 2 data ekonomi penting yang kemungkinan menjadi faktor penggerak sentimen, selain hasil pertemuan parlemen tahunan China di hari Selasa. Pasar dilanda kecemasan perihal melambatnya ekonomi akibat diberlakukannya tarif. Ketidakpastian akan terus membayangi sehingga peluang penurunan pada Wall Street sepertinya bisa berlanjut, tapi posisi Hang Seng mungkin sedikit berbeda.
NIKKEI
Tekanan Masih Kuat!!
Candle Weekly kembali ditutup bearish dan peluang penurunan sepertinya masih akan berlanjut untuk minggu depan. Support 25000 berpotensi dilirik jika pasar tidak segera berbalik di atas 38000, suatu hal yang agak mustahil di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga, dan juga lemahnya pertumbuhan. Nasdaq mungkin hanya berperan kecil untuk pembalikan.
Resistance : 37000, 37660, 38000
Support : 36700, 36150, 35850
Outlook : Bearish
HANG SENG
Optimisme Dorong Kenaikan
Candle Weekly ditutup bullish, dan Hang Seng menjadi satu-satunya yang ditutup bullish di antara indeks saham lainnya. Peluang tembus 25000 menjadi sangat terbuka, terutama jika mampu lewati 24800. Sedangkan koreksi turun di bawah 23400 juga masih bisa terjadi seandainya pertemuan tahunan berakhir dengan ketidakjelasan stimulus. Zona 22800 atau lebih rendah bisa muncul jika pasar kecewa.
Resistance : 24800, 25400, 25820
Support : 23400, 22860, 22000
Outlook : Bullish
NASDAQ
Under Pressure!
Weekly kembali ditutup bearish. Gelombang tekanan bisa kembali terjadi selama pasar masih dalam kekhawatiran tarif yang menyebabkan perlambatan ekonomi. Penembusan di bawah 19300 akan melirik 18300. Tapi jika 20900 ditembus, ada harapan untuk kembali naik.
Resistance : 20500, 21300, 21800
Support : 20000, 19600, 18300
Outlook : Bearish
DOW JONES
Double Top Terus Membayangi
Candle Weekly kembali ditutup bearish, dan tekanan turun kemungkinan semakin dekat dengan neckline Double Top pada grafik weekly. Zona 41960 akan menjadi penentu. Jika ditembus, maka penurunan lebih lanjut terbuka lebar. Ini mengkonfirmasi double top tersebut. Sebaliknya, kenaikan di atas 43800 bisa memberi harapan untuk gagalnya tekanan turun tajam tersebut.
Resistance : 43500, 44000, 44650
Support : 42200, 41960, 41420
Outlook : Bearish
Disclaimer:
Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.