7 - 11 April 2025
Kenapa Trump Terus Tekan Powell tentang Suku Bunga?
Di periode kepresidenan Trump sebelumnya, pasar melihat beberapa kali Trump berupaya menyerang Ketua Fed Jerome Powell dan cenderung mengabaikan independensi bank sentral AS sehingga membuat para ekonom gelisah.
Namun di tahun ini, di periode kedua kepemimpinan Trump sepertinya konsisten meminta Fed untuk memangkas suku bunga sesegera mungkin. Dan kali ini beberapa ekonom berpikir bahwa hal itu akan menjadi tindakan yang cerdas.
Dengan suku bunga acuan saat ini di kisaran 4.25-4.50%, Trump menilai angka tersebut lebih tinggi dari biasanya yang berada di kisaran 3%. Powell menyebut bahwa suku bunga “cukup ketat” untuk turunkan inflasi yang tetap tinggi.
Tapi kini inflasi bukan lagi menjadi kekhawatiran terbesar Fed. Kekhawatiran kini bergeser pada ketakutan akan resesi, menurut James Glassman, mantan ekonom JPMorgan Chase.
Hal tersebutlah yang menyebabkan pasar saham anjlok minggu lalu.
Penyebabnya adalah tarif yang diumumkan Trump minggu lalu yang jauh lebih besar dari yang diharapkan dan akan berdampak lebih besar pada inflasi dan pertumbuhan. Pajak yang lebih tinggi atas barang-barang kemungkinan akan membuat konsumen mengurangi pengeluaran mereka.
Dilema Fed, Tangani Inflasi atau Cegah Ekonomi dari Potensi Resesi?
Sejak dilantik, Trump langsung umumkan tim yang akan membantunya, salah satunya Elon Musk yang ditunjuk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Sejak saat itu, para pekerja lebih khawatir tentang PHK setelah mereka menyaksikan pemangkasan besar-besaran di lingkungan pekerja federal. Bisnis juga mengekspresikan ketidakpastian dan menarik diri dari investasi.
Glassman menilai kondisi saat ini bukan saat yang tepat untuk menerapkan kebijakan moneter ketat seperti yang dilakukan Fed dalam beberapa tahun terakhir, dengan menaikkan suku bunga yang lebih tinggi dan mengurangi pasokan uang. Alasan untuk menurunkan suku bunga justru dinilai masih meyakinkan.
Fed punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 100 poin.
Dan kali ini Trump didukung oleh pasar keuangan. Pasar memperkirakan 4 kali pemangkasan suku bunga yang dimulai bulan Juni. Tapi peluang penurunan suku bunga di bulan Mei kini meningkat pasca anjloknya pasar saham minggu lalu.
Tarif Trump menjadi mimpi buruk bagi Fed karena berpotensi menaikkan inflasi. Beberapa pengamat melihat inflasi bisa kembali naik melewati angka 4.5%. Setelah itu, konsumen terkena dampak karena harga yang lebih tinggi, lalu pertumbuhan akan melambat dan inflasi kemudian bisa turun. Hal ini menjadikan Fed dilema, menangani inflasi atau melindungi ekonomi dari potensi resesi?
AGENDA DATA EKONOMI
UK GDP dan Michigan Consumer Sentiment AS
Inggris sebenarnya tidak ada data yang berdampak tinggi, tapi pasar kemungkinan akan tetap mencermati rilis data GDP di hari Jumat. Pasca laporan sebelumnya yang lambat di bulan Januari, kemungkinan akan ada sedikit rebound pada GDP bulanan Februari. Prospek 2025 masih berpotensi positif, meski dengan berita tarif terbaru.
Kita juga perlu cermati kepercayaan konsumen AS yang diperkirakan bisa turun lebih jauh setelah beberapa kejadian baru-baru ini. Investor juga akan memantau apakah pemangkasan pengeluaran pemerintah dengan DOGE benar-benar mampu memperbaiki situasi fiskal.
US Reciprocal Tariffs Enacted
9 Apr 2025
Tentative
CNY CPI
10 Apr 2025
Jam 08:30 WIB
US CPI
10 Apr 2025
Jam 19:30 WIB
UK GDP
11 Apr 2025
Jam 13:00 WIB
US Michigan Consumer Sentiment
11 Apr 2025
Jam 21:00 WIB
Hitung Mundur Berlakunya Tarif Resiprokal Trump
Penurunan tajam pada pasar ekuitas global dipicu oleh pengumuman tarif resiprokal Trump di hari Kamis terhadap 60 negara, dan berlaku mulai 9 April. Hal ini memicu ketegangan dagang di antara negara-negara mitra dagang. Yang terbaru, China langsung membalas dengan tarif 34% terhadap barang-barang dari AS, dan mulai berlaku 10 April.
Beberapa menurunkan atau bahkan menghapus tarif untuk mendapat pelunakan kebijakan Trump. Pasar akan mencermati apakah kali ini akan kembali terjadi penundaan seperti yang terjadi di Februari dan Maret terhadap Kanada dan Meksiko, atau langsung diberlakukan “tanpa pengecualian”. Di sisi lain, ini adalah momen krusial di mana pasar akan memantau negosiasi yang terjadi karena Trump mengatakan terbuka untuk negosiasi.
Inflasi China dan AS, Akankah Dukung Bank Sentral?
China dan AS sama-sama akan merilis laporan inflasi terbaru mereka. CPI China yang rendah bisa memberi peluang untuk bank sentral China (PBoC) untuk memangkas suku bunganya. Data tersebut akan dirilis hari Kamis, dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi konsumen yang tetap lemah, dengan sedikit kenaikan hanya 0.1% y/y.
Tantangan untuk ekonomi AS semakin besar pasca kebijakan tarif terbaru Presiden Trump yang memicu kekhawatiran naiknya harga dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Tarif yang tinggi yang dibayar perusahaan importir bisa mengurangi margin keuntungan dan mengurangi belanja konsumen, juga kekhawatiran PHK dan saham turun.
Profit Taking Dominan, Safe Haven “Still Have More Room”! Ready for next Rally!
All time high sentuh 3167, tapi pertanyaan muncul kenapa emas turun? Hati-hati menilai dampak tarif resiprokal pada emas! Penurunan terjadi beberapa jam setelah pengumuman dilakukan. Emas justru naik saat diumumkan tarif yang lebih besar dari perkiraan. Penurunan yang terjadi adalah akumulasi profit taking yang belum terjadi sejak rally di awal Maret sampai minggu pertama April. Likuidasi juga dilakukan karena investor membukukan keuntungan di emas untuk menutupi kerugian di market lain, yaitu pasar saham. Jika semua sudah reda, tapi ketidakpastian masih membayangi, maka arus berikutnya pada safe haven akan mendorong emas kembali naik.
Meski demikian, jangka pendek penurunan masih bisa terjadi, dan area 3000 kemungkinan menjadi support psikologis yang perlu dicermati. Jika tembus, maka proyeksi koreksi turun masih bisa berlanjut hingga kisaran 2978 atau 2956. Setelah itu, demand kemungkinan akan muncul lebih kuat di zona-zona support psikologis. Jika 3000 tidak ditembus, dan negosiasi tidak berhasil sebelum berlakunya tarif resiprokal 9 April, maka emas berpeluang kembali naik dengan kuat. Data CPI AS juga akan menjadi pendorong.
Daily Trend : Bearish
Weekly Trend : Limited Bearish
(R) : 3045, 3090, 3138
(S) : 3000, 2978, 2956
Daily Trend : Bearish
Weekly Trend : Strong Bearish
(R) : 63.00, 66.59, 70.66
(S) : 57.60, 55.00, 51.62
Ancaman Melambatnya Ekonomi Tekan Minyak, Peluang Tembus $60?
Sesuai perkiraan, kekhawatiran terhadap resesi kembali menguat pasca pengumuman tarif resiprokal Trump di hari Kamis. Pasar ekuitas yang anjlok membuat pasar khawatir dengan perlambatan ekonomi yang akan mengurangi permintaan. Hal ini ditambah dengan OPEC+ yang akan tetap sesuai rencana mulai tambah produksi bertahap bulan April dan Mei sehingga peluang penurunan kemungkinan masih bisa berlanjut.
Weekly candle berakhir dengan bearish candle yang panjang. Bahkan level terendah minggu lalu sempat sentuh 60.43 sebelum rebound dan ditutup di 62. Tapi bukan berarti penurunan ini selesai. Secara teknis, support 60 tidak bergitu saja ditembus sehingga pantulan ke 62 relatif normal. Selama tidak ada kenaikan kembali di atas 65/66, maka tekanan turun akan dominan, dan target penurunan di bawah 60 bisa segera terwujud. Descending Triangle di grafik Weekly sudah konfirm sejak tembus 65. Target utama cukup jauh di bawah $50. Tapi support 55-57 kemungkinan menjadi penahan sementara waktu, kecuali kepanikan di pasar saham global terus berlanjut.
EURUSD | GBPUSD | USDJPY | INDEKS USD
Weekly Forex Outlook
Beberapa mata uang sempat menguat terhadap dolar sejak diumumkannya tarif resiprokal. Namun di hari terakhir minggu lalu hal tersebut berbalik. Dolar mengambil alih, tapi secara teknis belum menandakan reversal besar yang dibutuhkan sehingga rebound pada dolar diperkirakan relatif sementara. Minggu depan agenda utamanya tetap berfokus pada dolar, dan juga hasil negosiasi tarif dari negara-negara yang berkepentingan, selain data inflasi AS dan China yang menjadi fokus.
EURUSD
Bearish Divergence
Weekly gagal pertahankan kenaikan di atas 1.11400 setelah di hari Jumat mengalami rejection dan ditutup turun. Bearish divergence terdeteksi di grafik daily sehingga peluang penurunan kemungkinan bisa terjadi. Meski demikian nasib selanjutnya akan bergantung pada USD dan negosiasi tarif sebelum berlaku 9 April.
Resistance : 1.11446, 1.12130, 1.14000
Support : 1.07770, 1.06400, 1.04020
Outlook : Bearish
GBPUSD
Shooting Star Weekly
Candle ditutup shooting star pasca 3 minggu beruntun ditutup doji. Rejection kuat terjadi pasca sentuh 1.32060. Didukung dengan penurunan tajam di hari Jumat membuat Pound berpotensi lanjutkan penurunan minggu depan. MA200 weekly di 1.27000 mungkin bisa menahan mungkin juga ditembus. Support 1.24800 bisa terwujud jika MA 200 tembus.
Resistance : 1.30400, 1.31411, 1.34330
Support : 1.27400, 1.24800, 1.23050
Outlook : Bearish
USDJPY
Limited Rebound
Kabar baiknya harga ditutup di bawah 148 meski sempat sentuh 144 sebelum berakhir dengan rebound. Tapi pantulan ini mungkin bersifat sementara karena secara teknis 144 relatif cukup kuat. Di sisi lain tekanan yang terjadi 2 minggu terakhir mengindikasikan bahwa tekanan turun kemungkinan masih tetap mendominasi.
Resistance : 148.114, 152.400, 153.395
Support : 144.540, 141.630, 140.000
Outlook : Bearish
INDEKS USD
Tekanan Pasca Tarif Berlanjut
Candle weekly ditutup turun dengan tail yang cukup panjang setelah tekanan tajam pasca pengumuman tarif resiprokal. Hal ini menandakan posisi dolar berhasil rebound di hari terakhir minggu lalu. Short-term rebound kemungkinan bisa terjadi, terutama jika dolar berhasil naik di atas 104. Tapi tekanan kemungkinan belum selesai sehingga proyeksi penurunan masih bisa terjadi, kecuali negosiasi tarif berjalan lancar.
Outlook : Bearish
NIKEI | HANGSENG | NASDAQ | DOWJONES
Weekly CFD Indices Outlook
Secara teknis, indeks saham global kemungkinan masih dalam ancaman turun setelah beberapa support pada grafik weekly ditembus, dan candlestick weekly yang ditutup bearish panjang. Tapi hal ini tidak mutlak akan menjadikan penurunan berlanjut jika support berikutnya masing-masing mampu menahan penurunan, dan yang terpenting adalah pasar juga menantikan apakah akan ada penundaan terkait tarif yang akan berlaku mulai 9 April, atau ada sikap melunak karena negosiasi masih terbuka.
NIKKEI
Another Pressure!
Wall Street yang tertekan pasca pengumuman tarif resiprokal membuat Asia pun mengikuti, terlihat pada Nikkei yang ikut tertekan sampai 32200an. Potensi penurunan diperkirakan masih bisa berlanjut, dan support 30255 terancam disentuh jika negosiasi gagal temukan kesepakatan pelonggaran tarif resiprokal Trump terhadap Jepang.
Resistance : 33855, 34345, 35960
Support : 32000, 31220, 30255
Outlook : Strong Bearish
HANG SENG
Waiting Stimulus
Candle Weekly ditutup bearish, meskipun tekanan relatif berkurang sejak penutupan Kamis. Tapi ekspektasi stimulus mungkin menahan dari penurunan lanjutan. Support 22300 akan menjadi penentu. Jika tembus, maka peluang berlanjut ke 21690 bahkan dekati 21000. Tapi jika 22300 ataupun 21690 berhasil bertahan, maka rebound berpeluang terjadi dan resistance 23000-23400 menjadi tujuan.
Resistance : 24000, 24800, 25400
Support : 22667, 22517, 22000
Outlook : Limited Bearish
NASDAQ
Under Pressure!
Weekly ditutup bearish yang panjang, mengindikasikan tekanan turun mungkin masih bisa berlanjut. Tapi terlepas dari itu, rebound juga sangat memungkinkan karena secara teknis penurunan yang cukup besar mulai dekati support 17113.50. Sayangnya, jika minggu depan dimulai gap down di bawah 17000, maka penurunan akan dominan.
Resistance : 18337, 18600, 19310
Support : 17000, 16335, 16060
Outlook : Bearish
DOW JONES
Pressure Continues! Negosiasi Jadi Rujukan!
Candle Weekly ditutup bearish yang panjang, menandakan bahwa tekanan bearish kemungkinan masih cukup kuat minggu depan. Terlepas dari tekanan yang masih ada, secara teori pembukaan minggu depan bisa saja terjadi gap down, dan lanjutkan beberapa level ke bawah sebelum akhirnya rebound. Area 36800-37400 perlu dicermati sebelum menanti hasil negosiasi tarif resiprokal.
Resistance : 40030, 40703, 41247
Support : 37400, 36800, 36000
Outlook : Bearish
Disclaimer:
Seluruh pernyataan dan ekspresi yang disampaikan sebagai prakiraan dan analisa adalah semata-mata bertujuan informatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat investasi. Pendapat yang disampaikan dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pasar Valuta Asing, Kontrak Berjangka, Komoditi & CFD (Contract For Difference) bersifat volatile dan berisiko tinggi.